Bani Israil (bahasa Arab: بنو
إسرائيل, Banū Isräīl) adalah sebutan untuk kaum
keturunan Israil yakni kaum Israel. Sebutan
ini juga merupakan sebutan yang digunakan dalam Al Qur'an saat merujuk hal yang sama, Allah kerap memanggil Yaqub (Bahasa Inggris Jacob) dengan nama Israel, maka anak-cucunya disebut
Bani Israil. Sebuah surat dalam Al Qur'an yakni surat Al Israa' juga memiliki nama lain
yang banyak dikenal sebagai surat Bani Israil. Adapun keturunan Ishaq dari putra pertamanya Esau disebut sebagai Bani Ishaq.
Etimologi
Kalimat Bani Israel berasal dari Bani dalam bahasa Arab artinya keturunan dan
Israel adalah kalimat yang terdiri dan dua kata Isra berarti hamba/ teman dekat
dan El berarti Tuhan. Maka arti Israel adalah hamba Tuhan
atau teman dekat Tuhan. Dan dalam kebanyakan bahasa Semit, bukan hanya dalam bahasa Ibrani, kata El selalu bermakna Tuhan.
Di dalam sumber lain mengatakan bahwa Israil
memiliki arti "berjalan di malan hari." Karena menurut beberapa sumber
kisah, Yaqub sering melakukan perjalanan diwaktu malam hari, karena jika dia
melakukan perjalanan disiang hari, dia takut akan ditemukan dan disiksa oleh
saudaranya.
Genealogi
Dari keempat orang istrinya Ya'qub memiliki
12 putra, yakni Rubin, Simeon, Lawway, Yahuda, Zebulaon, Isakhar, Dann, Gad,
Asyer, Naftali, Yusuf,
dan Benyamin.
Putra-putra Ya'qub inilah yang merupakan
cikal bakal lahirnya istilah Bani Israil. Mereka dan keturunannya disebut
sebagai Al-Asbath, yang berarti cucu-cucu. Sibith dalam bangsa Yahudi adalah
seperti suku bagi bangsa Arab dan mereka
yang berada dalam satu sibith berasal dari satu bapak. Masing-masing anak
Ya'qub kemudian menjadi bapak bagi sibith Bani Israil. Maka seluruh Bani Israil
berasal dari putra-putra Ya'qub yang berjumlah 12 orang.
Dalam sibith-sibith ini kelak diturunkan para
nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah:
§ Lewi, di keturunannya
terdapat Musa, Harun, Ilyas, dan Ilyasa.
§ Yahuda, di keturunannya
terdapat Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, Isa.
§ Bunyamin, di keturunannya
terdapat Yunus.
Karakter Bani Israel
Sifat-sifat Bani Israel digambarkan di dalam Al-Qur'an sebagian besar sebagai
manusia yang keras kepala, membangkang, pesimis, tamak terhadap dunia,
pengecut, suka menghina, mengolok-olok nabi, seperti dalam surah Al-Ahzab: 69. Allah
berfirman:
Hai
orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang
menyakiti Musa." (Al-Ahzab: 69)
Telah ditunjukkan beberapa mukjizat oleh para nabi Musa, Isa dan lainya. Mereka tetap
tidak mengakui tentang kebenaran ajaran yang dibawa oleh para nabinya.
Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Bani Israel, bahkan nabi-nabi mereka,
seperti Zakariyya dan Yahya pun dibunuh. Mereka juga
mengira telah berhasil membunuh Isa dan bangga atas usahanya.
Semasa Yusuf memiliki kekuasaan di
Mesir, Bani Israel berkembang dari tujuh puluh orang menjadi tiga juta orang.
Di antara mereka terdapat ratusan ribu orang Yahudi dari keturunan Yahuda yang
rata-rata berotak cerdas tetapi sebagian besar dari bangsa ini memiliki watak
buruk seperti, kikir, sombong, keduniaan, berkeinginan menguasai bangsa lain, ashabiyah (fanatis), kejam dan
sebagainya.
Kisah Musa
§ Menghina Musa
Musa pernah dihina oleh Bani Israel bahwa
Musa memiliki penyakit kulit dan memiliki testis yang besar, Musa tidak
pernah mandi bersama
dengan mereka karena Musa digambarkan sebagai orang yang pemalu. Terbukti setelah adanya
kisah batu yang membawa baju Musa yang sedang mandi, mereka baru mempercayai
Musa sebagai orang yang sehat. Kisah ini tercantum dalam
salah satu surah Al-Ahzab 33:69 yang berbunyi,
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang
menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka
katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi
Allah. (Al-Ahzab 33:69)
§ Pengharamkan tanah
Palestina bagi Bani Israil selama 40 tahun
Tatkala Allah mewahyukan perintah-Nya kepada
Musa untuk memimpin kaumnya pergi ke Palestina, tempat
suci yang telah dijanjikan oleh Allah kepada Ibrahim untuk menjadi tempat
tinggal anak cucunya, mereka membangkang dan enggan melaksanankan perintah itu.
Alasan penolakan mereka ialah karena mereka harus menghadapi suku Kana’an yang menurut anggapan
mereka adalah orang-orang yang kuat dan perkasa yang tidak dapat dikalahkan dan
diusir dengan adu kekuatan. Mereka tidak mempercayai janji Allah melalui Musa,
bahwa dengan pertolongan-Nya mereka akan dapat mengusir suku Kan’aan dari kota Ariha untuk dijadikan tempat
pemukiman mereka selama-lamanya.
Di antara Bani Israil itu, ada 2 orang
bertakwa yang menasihati mereka agar masuk dari pintu kota supaya mereka bisa
menang. Akan tetapi Bani Israil menolak nasihat itu dan melontarkan kepada Musa
kalimat yang menunjukkan pembangkangan dan sifat pengecut, "Pergilah
engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah, sementara kami menunggu di sini."
Melihat sikap umatnya yang pengecut, maka
naik pitamlah Musa kepada umatnya yang tidak mau berjuang dan memeras keringat
untuk mendapat tempat pemukiman tetapi ingin memperolehnya secara hadiah atau
melalui mukjizat sebagaimana mereka telah mengalaminya dan banyak peristiwa.
Dan yang menyedihkan hati Musa ialah kata-kata mengejek mereka, yang menandakan
bahwa dada mereka masih belum bersih dari benih kufur dan syirik kepada Allah.
Sehingga Bani Isra’il pun mendapatkan hukuman karena telah menolak perintah
Allah memasuki Palestina, Allah mengharamkan negeri itu atas mereka selama
empat puluh tahun dan selama itu mereka akan mengembara berkeliaran di atas
bumi Allah tanpa mempunyai tempat mukim yang tetap. Mereka hidup dalam
kebingungan sampai musnahlah mereka semuanya dan datang menyusul generasi baru
yang akan mewarisi negeri yang suci itu sebagaimana yang telah disanggupkan
oleh Allah kepada Ibrahim. Kisah diatas tercantum
dalam Al Qur'an surah Al-Ma'idah: 20 - 26.
§ Mengubah perintah Allah
Ketika mereka akan memasuki desa di Baitul Maqdis yang dijanjikan seraya
bersujud dan mengucapkan memohon ampunan, tapi mereka mengganti perintah itu
dengan cara melata di atas pantatnya dan mengatakan hinthah, yakni "Sebiji
gandum atau biji dalam sehelai rambut.".
Dan
(ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul
Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang
kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah:
"Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni
kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada
orang-orang yang berbuat baik." Lalu orang-orang yang zalim mengganti
perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu
Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka
berbuat fasik. (Al-Baqarah 2:58-59)
§ Enggan melaksanakan Taurat
Bani Israel enggan melaksanakan hukum yang
terdapat dalam Taurat sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil
perjanjian yang teguh.
Dan (ingatlah), ketika Kami
mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya
Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan
dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak
mentaati." Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan
menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat
perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman
(kepada Taurat). (Al-Baqarah 2:93)
§ Tidak mau beriman kecuali
jika melihat Allah langsung
Dan
(ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman
kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar
halilintar, sedang kamu menyaksikannya." (Al-Baqarah 2:55)
Ahli
Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari
langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar
dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan
nyata." Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka
menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu
Kami ma'afkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa
keterangan yang nyata. (An-Nissa 4:153)
§ Menuduh Musa mengolok-olok
mereka
Saat mereka disuruh menyembelih sapi betina,
untuk menunjukkan siapa yang telah membunuh salah seorang dari mereka.
Dan
(ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata:
"Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab:
"Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari
orang-orang yang jahil. (Al-Baqarah 2:67)
§ Mengarang al-kitab dengan
tangan mereka
Mereka pernah mengarang al-kitab lalu mereka
mengatakan ini dari Allah.
Maka
kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan
mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud)
untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan
yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri,
dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.
(Al-Baqarah 2:79)
§ Mengaku bahwa wahyu yang
dibaca adalah asli
Sesungguhnya
di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab,
supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia
bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang)
dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta
terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (Al-'Imran 3:78)
§ Mengubah Firman Allah
Apakah
kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari
mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka
memahaminya, sedang mereka mengetahui? (Al-Baqarah 2:75)
§ Menyembah patung sapi
Penyembahan ini terjadi pada saat mereka
ditinggal Musa menerima wahyu berupa Taurat, salah seorang pengikut Musa yang masih
dipengaruhi nuansa mistis Mesir kuno mencoba untuk membuat
sebuah patung sapi betina, kemudian diperintahkan olehnya untuk menyembah
patung tersebut.
Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji
kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu
menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang
yang zalim. (Al-Baqarah 2: 51)
Sesungguhnya
Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian
kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan
sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah 2: 92)
§ Mengatakan Tangan Allah
terbelenggu (kikir)
Orang-orang
Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan
merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah
mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka;
Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran
bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan
kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api
peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan
Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. (Al Maa'idah 5:64)
§ Menuduh Allah itu faqir
Sesungguhnya
Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya
Allah miskin dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan
perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan
mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang membakar."
(Al-'Imran 3:181)
§ Menyuruh Musa dan Tuhannya
berperang untuk mereka
Mereka
berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya
selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama
Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti
disini saja." (Al-Maa'idah 5:24)
Kisah Isa
§ Persekongkolan pendeta
Yahudi
Para pendeta Yahudi pernah merancang suatu
persekongkolan untuk menyingkirkan Isa. Mereka ingin mengusir Isa dan membuktikan
bahwa Isa datang untuk menghancurkan syariat Musa. Syariat Musa
memutuskan untuk merajam seorang wanita yang berzina. Para pendeta
Yahudi menghadirkan wanita yang salah yang berhak dirajam. Mereka berkumpul di
sekeliling Isa dan bertanya kepadanya: “Tidakkah syariat menetapkan untuk
merajam wanita yang bersalah?” Isa menjawab: “Benar,” Mereka berkata: “Ini adalah
wanita yang bersalah.” Isa memandang wanita itu dan ia pun melihat para pendeta
Yahudi. Isa mengetahui bahwa para pendeta Yahudi lebih banyak kesalahannya
daripada wanita tersebut.
Para pendeta itu menunggu jawaban Isa. Jika
ia mengatakan bahwa wanita itu tidak berhak dibunuh, maka berarti ia menentang
syariat Musa dan jika ia mengatakan bahwa ia berhak dibunuh, maka ia justru
menghancurkan dirinya sendiri yang membawa syariat cinta dan toleransi.
Isa memahami bahwa ini adalah persekongkolan yang akan menjebaknya, kemudian ia tersenyum dan wajahnya tampak bercahaya. Kemudian ia melihat para pendeta Yahudi dan wanita itu sambil berkata: “Barangsiapa di antara kalian yang tidak memiliki kesalahan, maka hendaklah ia merajam wanita itu.” Isa menetapkan peraturan baru yang berhubungan dengan hukum yang dijatuhkan kepada orang yang berbuat salah. Dalam syariat Islam, diajarkan hendaklah orang yang tidak berbuat salah menghukum orang yang salah dan tidak berhak seseorang pun dari kalangan manusia untuk menghukum orang yang bersalah jika ia sendiri masih memiliki kesalahan, tetapi yang harus menghukumnya adalah Allah.
Isa memahami bahwa ini adalah persekongkolan yang akan menjebaknya, kemudian ia tersenyum dan wajahnya tampak bercahaya. Kemudian ia melihat para pendeta Yahudi dan wanita itu sambil berkata: “Barangsiapa di antara kalian yang tidak memiliki kesalahan, maka hendaklah ia merajam wanita itu.” Isa menetapkan peraturan baru yang berhubungan dengan hukum yang dijatuhkan kepada orang yang berbuat salah. Dalam syariat Islam, diajarkan hendaklah orang yang tidak berbuat salah menghukum orang yang salah dan tidak berhak seseorang pun dari kalangan manusia untuk menghukum orang yang bersalah jika ia sendiri masih memiliki kesalahan, tetapi yang harus menghukumnya adalah Allah.
§ Fitnah dari Bani Israel
Ketika Isa terus mendakwahkan risalah Tuhan,
kaum Bani Israel mengetahui gelagat yang tidak menguntungkan pihaknya. Maka
kaum Bani Israel pun mengambil jalan dengan memfitnah Isa. Dikatakan bahwa Isa
dikatakan memiliki kekuatan sebagai penyihir dan sebagai orang yang akan
mengubah syariat dan mereka menisbatkan kekuatannya yang luar biasa kepada
kekuatan setan.
Ketika mereka tidak lagi memiliki tipu daya yang dapat melumpuhkan Isa dan
mereka melihat orang-orang yang lemah dan orang-orang fakir berkumpul di
sekitarnya, maka mereka mulai membuat suatu makar, yaitu mereka mulai
memengaruhi orang-orang Romawi.
Ketika orang Yahudi tidak berhasil memerangi Isa, maka mereka mengambil
keputusan untuk menghilangkan nyawa Isa.
Mulailah para ketua pendeta Yahudi
bermusyawarah untuk membuat suatu kesimpulan tentang cara yang mereka lakukan
untuk menangkap Nabi Isa yang tidak menirnbulkan kegaduhan di tengah-tengah
masyarakat. Ketika para pemimpin Yahudi bermusyawarah, maka salah seorang dari
murid al-Masih yang dua belas pergi kepada mereka, yaitu Yahuda al-Iskhariyutha, dengan meminta
sejumlah imbalan. Tetapi pada akhirnya Isa tidak berhasil mereka bunuh.
0 komentar:
Posting Komentar